Freni Lutruntuhluy, S.Pd *)
Sosok bersahaja itu bernama Spei Yan Birdana. Lahir di Oksibil, Pegunungan Bintang pada 22 Maret 1977, Spei merupakan putra asli Papua yang tumbuh dan besar dalam keluarga sederhana. Tidak ada kemewahan dalam hidupnya sejak kecil hingga dewasa, seperti anak-anak dari keluarga mampu lainnya.
Masa kecil Spei dijalani layaknya anak-anak Papua pada umumnya yang terbiasa hidup dalam segala keterbatasan. Namun, berkat tekad dan semangat yang kuat demi meraih cita-cita menjadi manusia sukses, semua dilaluinya dengan getir tanpa kenal lelah.
Di balik kisah hidupnya yang penuh pengorbanan, Spei justru tumbuh menjadi anak yang kuat baik secara fisik maupun mental. Lingkungan yang keras di tanah Papua juga menjadikan Spei kecil belajar memahami arti penderitaan hidup masyarakat Papua.
Kelak, semua memori itu menjadi pengingat dan penyemangat baginya untuk tampil sebagai sang pendobrak perubahan di tanah Papua.
Sosok yang kini diamanahkan sebagai Bupati Pegunungan Bintang (Pegubin) ini mengawali pendidikan dasarnya di Distrik Oklip, sebelum akhirnya melanjutkan pendidikan ke SMP di kota Oksibil.
Tahun 1995, suami dari Susana Maria Apaseray ini berhasil menyelesaikan pendidikan SMA di SMA YPPK Taruna Bakti Waena, Jayapura. Setelah tamat dari sekolah, Spei lalu kembali melanjutkan pendidikan tinggi di STINas Yogyakarta dengan mengambil program strata satu (S1) jurusan Teknik Geologi.
Usai mendapat gelar sarjana teknik geologi, Spei kembali melanjutkan program magister (S2) di bidang Pengelolaan Lingkungan Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta dan lulus 2003.
Tidak seperti mahasiswa pada umumnya, semasa kuliah Spei banyak terlibat dalam berbagai kegiatan organisasi. Ia bahkan sempat menjadi ketua Mahasiswa Katolik Papua Yogyakarta-Semarang. Termasuk menjadi pendiri Forum Mahasiswa Teknologi Mineral Papua di Yogyakarta.
Dari pengalamannya di dunia organisasi itulah Spei setapak demi setapak mulai membekali dirinya dengan segudang kompetensi dan pengalaman dalam manajemen organisasi. Sebuah modal penting yang di kemudian hari mengantarkannya menjadi seorang kepala daerah.
Sebelum terpilih sebagai Bupati Pegubin, Spei tercatat pernah menghabiskan waktunya dengan mengabdikan diri sebagai seorang dosen Luar Biasa Geotektonik di Universitas Sains Teknlogi Jayapura sepanjang tahun 2005-2008.
Sementara itu, pengalamannya di dunia birokrat diawali ketika dirinya ditunjuk menjadi staf di Bappeda Pegunungan Bintang periode 2003-2006. Dalam waktu singkat, ia lalu dipercaya untuk mengemban jabatan pertama sebagai Kasubid Lingkungan Hidup di Bappeda Pegunungan Bintang (2007-2009).
Kariernya terus menanjak naik menjadi Kabid Ekonomi Bappeda Pegunungan Bintang (2009-2011), dan selanjutnya menjabat sebagai Kabid Fispra Bappeda Pegunungan Bintang (2011-2014).
Setelah dianggap matang, Spei Bidana dipercaya menjabat sebagai Pelaksana Tugas Kepala Bappeda Pegunungan Bintang (2014-2015) sebelum didefinitifkan menjadi Kepala Bappeda Pegunungan Bintang (2015-2016).
Alhasil, ia kembali mendapat kepercayaan sebagai Nota Dinas Energi dan Pertambangan, Dinas ESDM Provinsi Papua (2016-2018) dan Kepala Cabang Dinas ESDM Wilayah Pegunungan Bintang, Provinsi Papua (2018-2020).
Berbekal seabrek pengalaman di dunia birokrasi itu menjadikan Spei sebagai salah satu putra terbaik Papua yang memimpin daerahnya dengan skill dan pengalaman yang sangat mumpuni.
Tidak heran, di tangan beliau, Kabupaten Pegubin yang tadinya hanya sebuah wilayah terisolasi dan tertinggal dari berbagai sisi, kini pelan-pelan mulai maju baik dari segi infrastruktur, pendidikan, ksehatan hingga berbagai layanan sosial dasar lainnya. Tidak heran jika Spei dilirik sebagai salah satu bakal calon Gubernur Papua Pegunungan yang terbilang populis dimata rakyat.
Berkat tangan dinginnya, Pegubin akhirnya memiliki sebuah kampus baru yang diberi nama Universitas Okmin Papua (UOP). Kampus ini hadir sebagai bentuk kepedulian beliau terhadap kondisi pengembangan sumber daya manusia di tanah Papua pada umumnya dan Kabupaten Pegubin khususnya, yang masih terbilang rendah dan tertinggal. Karena itu, kehadiran kampus tersebut menjadi titik awal kebangkitan Pegubin dalam mendorong peningkatan SDM di wilayah tersebut.
Komitmen bupati Spei dalam memajukan pembangunan di wilayah Pegubin juga terbilang tidak sekadar isapan jempol belaka. Melainkan semua dibuktikan dengan sederet karya nyata, meski di usia masa jabatannya yang baru mengjinjak dua tahun.
Tidak berhenti sampai di situ, berkat gebrakan pembangunan di Kabupaten Pegubin di masa kepemimpinan beliau dan alm. Wakil Bupati Piter Kalakmabin, dirinya sampai dianugerahkan sebagai figur pemimpin kepala daerah yang dinilai berhasil dalam bidang pelopor pemberdayaan daerah tertinggal, terdepan, dan terluar oleh Universitas Gaja Mada untuk alumni berprestasi 2023.
Semua pencapaian itu diraih setelah sebanyak 13 karya dan kebijakan populis berhasil diejawantahkan di tanah Pegubin untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup rakyatnya.
Deretan karya tersebut mencakup semua dimensi pembangunan, baik itu pembangunan manusia, infrastruktur hingga penataan lingkungan hidup. Atas prestasi dan keberhasilannya dalam memimpin daerah Pegubin, tidak berlebihan bila mengakui dirinya sebagai salah satu sosok penggerak perubahan Papua yang patut diapresiasi. (*)