by

Alasan Menolak dan Mendukung Pemekaran Wilayah di Papua

Oleh. Freni Lutruntuhluy, S.Pd*)

Saudara/I ku di tanah Papua, khususnya kalangan pemuda, intelektual dan mahasiswa yang kami hormati dan banggakan. Seringkali kita berdebat Panjang dan sering tidak seirama soal baik-tidaknya pemekaran suatu wilayah bagi kepentingan rakyat. Debat soal ini paling sering kita temui di tempat-tempat kopi, warung makan yang sifatnya “berbiacara lepas” dengan semangat berbeda-beda.

banner 336x280

Konteks pemekaran ini, seringkali anak-anak muda kita terbawa arus pemikiran yang ekstrim dari berbagai kelompok yang menolak, namun itu sesungguhnya tidak bisa dipertanggungjawabkan baik secara akademis maupun logika politik kita karena kecenderungan argumentasi yang emosional. Kondisi ini juga terjadi karena situasi politik kita “terbelah” dengan tujuan masing-masing ingin mengambil keuntungan politik mengejar kekuasaan.

Anak-anak kita yang ikut terbawah dalam pergerakan ini semacam terus memaksakan rakyat untuk mengikuti cara pikir mereka agar tujuan mengejar kekuasaan itu tercapai, namun, mereka tidak sadar bawah cara mendapat kekuasaan dengan mengambil keuntungan politik membangun opini penolakan pemekaran sangat tidak tepat. Mengapa? Karena konsep pemekaran itu intinya agar proses percepatan Pembangunan itu terjadi dan rakyat bisa mendapatkan manfaat Pembangunan yang adil dan merata, karena itu, sangat tidak tepat jika kita “mencari suara” rakyat dengan membangun opini penolakan pemekaran.

Saran kami dari situasi seperti ini adalah lakukan saja hal-hal yang baik dan bermanfaat kepada rakyat misalkan dengan pemberdayaan petani sehingga rakyat bisa mendapatkan manfaat dan anda juga bisa mendapat dukungan secara politik. Ini politik yang santun dan bermartabat. Yang harus kita pahami adalah cara mengejar kekuasaan dengan menjatuhkan lawan seperti ini sudah tidak relevan pada zamannya. Artinya, kita tidak akan berkembang dan akan terus tergilas dengan perkembangan.

Ilustrasi foto mama-mama Papua. (foto-net)

Rakyat Papua khususnya di Pegunungan harus kita pahami bahwa konsep besar pemerintah melakukan pemekaran wilayah ini justru akan semakin membuka banyak kesempatan bagi anak-anak Papua untuk berkaraya. Baik di Pemerintahan, Lembaga legislative dan umumnya tercipta banyak lapangan kerja yang pada intinya akses Masyarakat semakin terbuka lebar termasuk mendapatkan pelayanan Kesehatan, Pendidikan dan macam-macam.

Lihat saja apa yang akan terjadi nanti setelah pemilu legislative tahun 2024 ini. Bukankah kursi parlemen kita baik di Pusat maupun di daerah bertambah. Artinya, representasi rakyat Papua di dunia politik makin kuat. Bukankah ini adalah kesempatan yang sangat luar biasa bagi kita anak-anak Papua?. Daerah-daerah lain di Indonesia cemburu dengan Papua soal-soal ini. Itu harus kita pahami baik.

Memang, ada argumentasi lain dibalik semua wacana pemekaran ini. Ada yang mengatakan tidak perlu ada pemekaran karena akan semakin membuka kesempatan untuk orang luar datang dan mengambil keuntungan di Papua. Ada juga yang berbicara tentang terkikisnya kultur dan budaya Papua karena budaya luar akan mempengaruhi orang Papua termasuk budaya Papua itu sendiri. Pemikiran seperti ini ada benarnya juga. Namun, yang harus kita berfikir adalah dengan pemekaran wilayah akses utama yang mendapatkan kesempatan itu diprioritaskan kepada orang asli Papua, dengan demikian generasi Papua akan lebih cepat berada pada posisi-posisi strategis dalam pemerintahan dan di politik untuk mengatur masa depan Papua itu sendiri.

Sebut saja misalkan dengan Otsus saat ini, makin banyak anak-anak papua yang diberi kesempatan untuk mendapatkan akses Pendidikan yang luar biasa. Kesempatan ini dengan sendirinya anak-anak Papua itu telah dipersiapkan untuk mengatur Papua masa yang akan datang. Ini salah satu factor saja belum lainnya.

Yang berikut adalah ada kelompok yang menginginkan Papua terlepas dari Indonesia dan ingin berdiri sendiri. Bagi saya, sah-sah saja. Namun, harus kita dipahami bahwa bernegara itu tidak segampang membalik telapak tangan hanya karena emosional kePapua-an kita. Kita tidak bisa mengatur diri sendiri tetapi orang lain tetap ikut mengatur kita. Itu yang harus kita pahami. Belajarlah dari negara tetangga kita Timor Leste. Karena itu, kesempatan yang ada ini harus bisa dipikirkan matang dan menyiapkan diri untuk ikut berperan dalam membangun Papua.

Sekian tulisan saya ini sekedar menjawab kegelisahan saudara/I ku yang lainnya. Silahkan kita saling berbagi, mengoreksi yang salah dan memberi solusi untuk Papua lebih baik. *)

 

 

 

 

 

 

 

 

banner 336x280

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *