Satu kebanggaan besar bagi ras Melanesia terhadap keberpihakan Universitas Okmin Papua (UOP) yang saat ini akan memfokuskan kajian akademiknya terhadap upaya mengangkat kebudayaan yang dimiliki ras Melanesia. Komitmen mengangkat tradisi dan budaya Melanesia ini dilakukan saat Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang melakukan Kerjasama dengan Universitas Okmin Papua.
OKSIBIL, OKMINTV.COM — Pemerintah Daerah Pegunungan Bintang (Pegubin), Provinsi Papua Pegunungan melakukan penandatangan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Universitas Okmin Papua (UOP) guna mendukung kegiatan penelitian dan pengabdian yang dilakukan para mahasiswa sepanjang tahun 2024 ini.
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Bupati Pegubin Spei Yan Bidana, ST,M.Si dan Rektor Universitas Okmin Papua Pastor Yohanes Kore, S.Ag,MA, OFM di Kantor Bupati, Selasa, 20 Februari 2024. Turut hadir, Asisten 1 Setda Pegubin Nico Uropmabin, S.IP,M.Si, para kepala OPD dan sejumklah dosen UOP.
Menurut Bupati Spei, sebagai universitas baru, tentu UOP masih banyak kekurangan. Namun, berbagai upaya telah dilakukannya untuk membangun dan mengembangkan Universitas Okmin Papua dan mendapatkan hal posititif.
“Tahun ini mulai dibangun kampus dan rumah rektor. Kemudian, kita juga selama ini dapat bantuan mobil plus internet bagi kampus, sama seperti Uncen. Untuk mobil bagi operasional dosen, nanti akan kita serahkan 1 unit. Saya minta siapkan kurikulum berbasis budaya, seperti etnomusik, etnomatematika dan lain-lain,” katanya.
Ia mengatakan, baik Penjabat Gubernur Papua Pegunungan maupun Kementerian terkait sangat mendukung pengembangan Universitas Okmin Papua menjadi universitas negeri. Sebab sebagai beranda negara yang berada di perbatasan Papua, Pegunungan Bintang menjadi salah satu wilayah prioritas pembangunan di Papua di era kepemimpinnya.
“Saya tidak tinggal diam, saya total kerja bangun daerah ini, termasuk siapkan SDM anak-anak Pegunungan Bintang,” tegasnya.
Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Papua Pegunungan ini juga menegaskan, kehadiran universitas ini perlahan namun pasti akan memberi efek bagi pertumbuhan ekonomi. Ia bahkan terang-terangan mengajak para kepala OPD dan pengusaha asli Pegubin untuk bisa membangun kos-kosan bagi mahasiswa.
“Tahun ini saya akan bangun kos-kosan eksekutif supaya mahasiswa, termasuk yang dari PNG bisa sewa dengan harga murah. Kepala dinas yang mau bangun silahkan. Kerena kos-kosan sedang dibutuhkan,” tegasnya.
Angkat Budaya Melanesia
Rektor Universitas Okmin Papua Pastor Yohanes Kore, S.Ag,MA, OFM menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemda Pegunungan Bintang, khususnya Bupati Spei Bidana yang telah mendirikan lembaga ini dan memiliki kepedulian yang tinggi.
Menurutnya, UOP yang dipimpinnya memang dibangun menjadi pusat studi atropologi Melanesia, khususnya Budaya Okmekmin di wilayah Pegunungan Bintang. Sebab pendidikan yang berakar pada budaya sangat cocok dikembangkan di Papua.
“Dengan adanya MoU kerjasama ini menunjukkan perhatian Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang kepada kami di Universitas Okmin Papua. Dengan demikian, kami ingin pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat juga makin baik ke depan,” kata Pastor Yohanes.
Menurut Yohanes, tindak lanjut MoU ini, pihaknya akan mendampingi enam (6) desa di seputaran Kota Oksibil dimana akan dilanjutkan dengan MoU dengan dinas teknis terkait.
Ia melihat kehadiran UOP adalah selain menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) tetapi juga sebagai bentuk pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu, gebrakan brilian Bupati Spei Bidana membangun universitas ini harus dihargai dan dilanjutkan sehingga makin berkembang.
“Membangun universitas ini bukan hal mudah dan kecil, ini karya besar. Sebagai orang yang dipercayakan memimpin, target saya lima tahun ke depan adalah melanjutkan akreditasi dan bisa masuk dalam 15 besar perguruan tinggi dari 40-an perguruan tinggi di Papua. Lebih cepat lebih baik. Ini rencana induk pengembangan kami,” tuturnya.
Untuk diketahui, saat ini Universitas Okmin Papua baru memiliki dua fakultas dan lima program studi S1. Pertama, Fakultas Antropologi dan Sosial Sains yang meliputi Program Studi Antopologi dan Pendidikan Bahasa Inggris. Kedua, Fakultas Sains, Matematika dan Agroteknologi yang mencakup Program Studi Biologi, Pendidikan Matematika, dan Agroteknologi. Sampai dengan tahun kedua, jumlah mahasiswa mencapai 738 orang dengan jumlah dosen sebanyak 33 orang yang tersebar di dua fakultas dan lima program studi.
Sebagai salah satu ikon pembangunan di Kabupaten Pegunungan Bintang, universitas ini sudah mampu menunjukkan prestasi membanggakan. Satu minggu menjelang Hari Ulang Tahun Kedua, tepatnya 10 Agustus 2023, lima program studi milik UOP mendapatkan status akreditasi “Baik” dari Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN-PT). Berikut ini adalah rincian Surat Keputusan Direktur Dewan Eksekutif Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi tentang Pemenuhan Syarat Peringkat Akreditasi Program Studi milik UOP, yaitu: Agroteknologi, Antropologi, Biologi, Pendidikan Bahasa Inggris dan Pendidikan Matematika.
Universitas ini berdiri di bawah naungan Yayasan Pendidikan Okmin Papua (YAPEDIOPA). Berkat kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, tepat pada hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 pada 17 Agustus 2021, UOP secara resmi mendapatkan izin operasional melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 344/E/O/2021 tentang Izin Pendirian Universitas Okmin Papua di Kabupaten Pegunungan Bintang.
Penulis: (Gusty Masan Raya)