Oleh. Freni Lutruntuhluy*)
Catatan ini sengaja saya buat tidak dalam kepentingan untuk menggiring opini politik terhadap kepentingan Spei Yan Bidana dalam momentum pilkada 2024 nanti. Namun sekedar membuka memori dan logika berfikir kita yang sehat tentang apa saja yang dilakukan Spei Bidana yang kemudian berdampak besar untuk daerah.
Kita sama-sama mencatat Sejarah Perjalanan politik Spei Yan Bidana ini, bahwasanya selama tiga tahun lebih dirinya memimpin Kabupaten Pegunungan Bintang, selama itu pula, Ia telah menorehkan banyak hal-hal penting dan bermanfaat untuk rakyat saat ini dan kedepannya.
Saya mencatat hal yang paling fundamental adalah perjuangan menghadirkan Universitas Okmin Papua di Daerah yang berada di Pegunungan itu. Saya sebagai orang yang pernah keluar dari rahim akademik tentu merasa bangga karena ada sebuah ketulusan hati yang dilakukan seseorang untuk menghidupi banyak orang. Kepentingan masa depan, dan menciptakan peradaban di Pegunungan Bintang itulah yang telah dilakukan.
Tulisan ini mungkin saja dikalangan tertentu katakan saja rival politik Spei Bidana bisa saja merasa tulisan ini sebagai upaya menggiring opini positif dan untuk kepentingan politik Spei Bidana, namun bukan itu yang dimaksudkan dalam tulisan ini, kecuali cukup memberikan pandangan dan logika pikir yang sehat bahwa sangat-sangat tidak mudah untuk membangun sebuah Universitas di Pegunungan Bintang. Pertanyaannya, apakah sebelumnya ada yang melakukan ini? Tentu tidak. Inilah yang dimaksudkan bahwa Spei Bidana memiliki hati dan Nurani yang dalam tentang bagaimana melihat masa depan rakyat.
Untuk diketahui, bahwa manusia dan umat Tuhan akan hidup baik dan bermanfaat jika dirinya dibekali dengan ilmu dan pengetahuan. Jika itu tidak dilakukan, maka selama itu pula kita tetap berada dalam sebuah mimpi yang tidak mungkin menjadi nyata. Inilah yang dimaksudkan Spei Yan Bidana tentang pentingnya Pendidikan untuk generasi Pegunungan Bintang. Saat ini, Kampus Okmin telah mendapat akreditasi Baik (B) dari Pemerintah dan ini menjadi sebuah tanda bahwa perubahan itu mulai nyata.
Hal lain yang dilakukan misalkan membangun bandara di beberapa Distrik. Anda harus pahami bahwa mengapa itu menjadi sangat penting? Karena salah satu factor yang membuat kebutuhan hidup rakyat menjadi mahal karena akses transportasi yang terbatas. Inilah yang kemudian dipahami bahwa Langkah Spei Yan Bidana mempercepat ketertinggalan di Masyarakat, yang kemudian akselerasi pembangunannya makin bergerak maju. Pertanyaannya adalah apakah pemimpin sebelumnya melakukan itu? Tentu tidak atau barangkali hanya menjadi harapan saja. Spei Bidana lakukan itu, padahal rentang waktu Ia memimpin daerah itu terlalu singkat hanya baru tiga tahun lebih saja. Lantas, darimana alasan anda mengatakan Spei Bidana tidak berbuat? Ya bisa dipahami sekedar karena kominikasi politik yang dibangun karena mengejar kekuasaan. Tetapi, logika sehat dan pengakuan itu harus karena semua ini tentang fakta.
Pada sisi lain, kita juga harus mengakui kalau Langkah mempercepat Listrik di Kota Oksibil, air minum dan akses jalan yang sedang dikerjakan adalah peristiwa penting dalam pemerintahan yang harus diakui sebagai karya nyata yang tidak bisa dipungkiri. Lantas hanya karena politik pilkada kemudian kita mengatakan bahwa tidak ada tanda-tanda Pembangunan? Tentu anda keliru jika mengatakan seperti itu. Kita mengejar kekuasaan, tetapi tidak berarti bahwa Nurani kita abaikan dalam komunikasi politik ke rakyat, sebab rakyat melihat bukti bukan janji.
Dalam pemerintahan Spei Yan Bidana memang harus kita sadari bawha masih banyak pekerjaan atau janji-janji lain yang belum tercapai karena penyebabnya adalah alokasi anggaran pemerintah dari pusat yang tidak mendukung seluruh program Pembangunan yang ada dalam visi misi Spei Bidana dan almarhum Wakil Piter Kalakmabin saat itu. Pada konteks ini pula rakyat kita inginkan agar dapat memahami situasi ini, karena prioritas Spei Bidana berada pada skala prioritas yang tentunya memiliki dampak besar dalam waktu yang Panjang, seperti Kampus Okmin itu.
Pandangan lain yang harus kita sadari bahwa rakyat tidak bisa menyamakan situasi Pegunungan Bintang jika dirinya melihat dan membandingkan daerah lain yang lebih cepat maju infrastruktur karena berada di pesisir Pantai. Karakteristik membangun wilayah Pegunungan tentu berbeda dengan daerah pesisir karena mobilisasi logistic jauh lebih cepat. Kita hanya bisa berharap dukungan dana yang lebih besar dari pemerintah pusat untuk menjawab mahalnya mobilisasi logistic ke wilayah Pegunungan Bintang untuk kepentingan pembangunan. Hanya seperti itu yang bisa kita harapkan. Dalam pandangan inilah logika kita sehat untuk melihat Pegunungan Bintang yang sebenarnya.
Beberapa saat Ketika berada di Oksibil, saya melihat sendiri betapa rakyat kita disana benar-benar tidak bisa bersabar karena mereka selalu membandingkan pegunungan Bintang dengan daerah lain di tanah Papua. Sekali lagi saya ingin katakan bahwa kita harus bisa bersabar dan bersabar, karena membangun seluruh daerah Pegunungan Bintang harus memiliki konsep yang jelas, terukur dan tentunya sangat tergantung pada seberapa besar alokasi dana pemerintah pusat. Saat ini kita diuntungkan dengan manufer politik Spei Yan Bidana yang telah menghasilkan kursi Parlemen di daerah, Provinsi Papua Pegunungan termasuk 1 kursi DPR RI yang berasal dari Pegunungan Bintang. Langkah ini akan sangat membantu percepatan pembangunan dengan mendorong anggaran dari Provinsi dan Pusat untuk masuk ke Pegunungan Bintang.
Tulisan saya ini sekali lagi saya katakan bahwa bukan bermaksud menggiring opini politik untuk Kepentingan Pilkada di bulan November ini, tetapi ingin saya menjelaskan agar logika kita harus sehat dan tidak gagal paham dalam melihat masa depan Pegunungan Bintang yang lebih baik di masa Kepemimpinan Spei Yan Bidana dengan banyak hal positif yang telah Ia lakukan untuk rakyat lebih khusus masa depan generasi muda melalui Pendidikan termasuk di Universitas Okmin Papua. YEPMUM!
