Ditulis Oleh. Fren Lutrun
Wacana kedatangan Presiden Prabowo Subianto di Kabupaten Pegunungan Bintang kini menjadi perbincangan serius di kalangan elit-elit papua maupun para pejabat di lingkaran istana negara di Jakarta. Wacana ini kemudian mencuat usai Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang melakukan pertemuan Bersama TNI dan Polri dalam membahas sejumlah isu-isu penting tentang situasi Papua Pegunungan lebih khusus wilayah Pegunungan Bintang yang merupakan beranda negara dengan Papua Nugini.
Ada beberapa point penting yang dapat dilihat dari mengapa wacana ini begitu menguat. Pertama adalah karena Pegunungan Bintang sebagai batas negara dengan Papua Nugini yang luas wilayahnya terbilang sangat besar tetapi juga problem akses darat yang tidak begitu mendukung untuk percepatan Pembangunannya.
Point kedua adalah, Pegunungan Bintang telah berhasil membangun Universitas di wilayah pegunungan yang sesungguhnya tidak ada pemimpin yang berani melakukan terobosan itu. Ini artinya bahwa menjawab harapan Prabowo soal keinginannya membangun Sumber Daya Manusia Indonesia menuju Indonesia emas 2045 nanti. Dengan adanya satu-satunya kampus yang berada di pegunungan itu, kemudian menjadi daya Tarik tersendiri negara tetangga Papua Nugini untuk mahasiswa dari negara itu melanjutkan Pendidikan di daerah itu karena alasan kesamaan budaya dan jarak tempuh yang sangat dekat. Ini juga yang disebut banyak elit ruang komunikasi dan diplomasi internasional telah terbuka dengan hadirnya kampus tersebut. Dasar inilah, Pemda Pegunungan Bintang melakukan Upaya menghadirkan Presiden Prabowo untuk melihat sendiri bagaimana sulitnya membangun sumber daya manusia di daerah yang sangat terbatas itu.
Pandangan lain yang muncul dari wacana kedatangan orang nomor satu Indonesia ini adalah menguatnya dukungan rakyat untuk memekarkan beberapa wilayah Pegunungan Bintang sebagai daerah otonom baru, karena hanya seperti itulah, Papua Pegunungan akan cepat maju dan berkembang lebih khusus pegunungan Bintang.
Jika dilihat dari peran dan Langkah-langkah TNI dan intelijen Indonesia khususnya di wilayah ini, misalkan penambahan anggota dan Pos penjagaan dapat dipahami sebagai sinyak kuat kemungkinan kehadiran Presiden Prabowo itu terlaksana, karena Langkah TNI dan POLRI memberi signal kuat kalau negara akan hadir secara maksimal di papua khususnya di Papua Pegunungan.
Brigjen TNI Tevi A. Zebuah sekalu Kasdam XVII Cendrawasih usai melakukan pertemuan Bersama Pemda Pegubin di Jakarta mengatakan, TNI dan Polri akan maksimal dalam membantu pemerintah daerah pegunungan Bintang dalam setiap program pembangunannya. Ia juga memberi signal jika Presiden Prabowo hadir dalam kesempatan menghadiri undangan peresmian kampus Okmin Papua itu, maka kesiapannya sudah harus dipikirkan dari sekarang.
Pada kesempatan itu juga, Bupati Spei Yan Bidana di damping Staf Khsusnya Prof. Sarjono mengatakan kepada pihak TNI dan Polri saat itu bawha undangan kepada Presiden sudah disampaikan dan tinggal menunggu waktu konfirmasi kepastiannya saja.
“Kami sampaikan kepada bapak-bapak kalau undangan ke bapak Presiden hadir di peresmian Universitas Okmin itu sudah kami sampaikan, ini tentu saja bapak-bapak TNI dan Polri sudah harus siap”, kata Prof. Sarjono saat itu.
Beberapa point penting dalam pertemuan itu juga adalah tentang usulan pemda pegubin untuk membangun Pos Lintas Batas Negara sebagai beranda untuk melayani rakyat keluar masuk PNG dan Indonesia lebih khusus mereka yang melanjutkan Pendidikan di Universitas Okmin. PLBN ini sendiri kata Bupati Spei harus melalui Peraturan Presiden agar prosesnya lebih cepat.
Dengan adanya PLBN, Kementerian PUPR akan melakukan beberapa usulan lain yaitu Pembangunan jalan dan jembatan yang juga telah diusulkan. Ini semua tidak lain agar kedatangan Presiden Prabowo ke Pegunungan Bintang tidak mengalami banyak hambatan.
Beberapa point penting ini yang menjadi pembicaraan serius para elit di Jakarta tentang wacana kedatangan Prabowo Subianto yang diminta oleh Bupati Pegunungan Bintang Spei Yan Bidana.
Dari Jakarta, Tim Editorial Okmin TV melaporkan